Sunday, December 9, 2012

Manajemen Pendidikan

Pengertian manajemen pendidikan adalah penataan pada organisasi pendidikan yang tidak terlepas dari tujuan, daya, dan proses pendidikan. Kekhususan manajemen pendidikan terletak pada karakteristik tujuan, dan berimplikasi pada proses dan sumber daya yang dibutuhkan.
Karakteristik manajemen pendidikan sekolah harus menghasilkan produk manusia yang menimbulkan berbagai permasalah organisasi dan manajemen yang unik. Perbedaan manajemen lembaga pendidikan dengan manajemen pada organisasi lainnya (Bush, 1986) yaitu tolok ukur, peserta didik, karakteristik personalia, keterkaitan dengan pihak lain, waktu berkomunikasi antar unsur organisasi.
Prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah mencakup kemandirian, kemitraan, partisipasim akuntabilitas, flexibilitas, kualitas, dan keefektifan.

Karakteristik Pendidikan Kejuruan :
  • Dikembangkan berdasarkan tuntutan kebutuhan dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja baru
  •  Menganut sistem terbuka 
  • Dikembangkan berbasis kompetensi yang dalam pelaksanaannya terutama menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis produk 
  • Pembelajaran disesuaikan dengan proses produksi di dunia industri 
  • Penyelenggaraannya menggunakan pendekatan sistem ganda 
  • Dirancang secara berkesinambungan dengan jenjang pendidikan vokasi 
  • Pengembangannya memperhatikan keunggulan lokal dan perkembangan global  
      PP Nomor 19/2005 berisi tentang standar nasional pendidikan, antara lain: 
  • Standar isi
  • Standar kompetensi lulusan 
  • Standar proses 
  • Standar pengelolaan 
  • Standar sarana dan prasarana 
  •  Standar pendidik dan tenaga kependidikan 
  •  Standar penilaian pendidikan 
  •  Standar pembiayaan
      Permendiknas No. 19/2007 membahas tentang standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah yang berisi :  
  •  Program perencanaan 
  •  Pelaksanaan kerja sekolah 
  •  Pengawasan dan evaluasi 
  •  Kepemimpinan sekolah 
  •  Sistem informasi manajemen 
  •  Penilaian khusus
Perencanaan pengembangan sekolah merupakan upaya pendefinisian kemana sebuah organisasi sekolah akan menuju di masa depan dan bagaimana sampai pada tujuan itu. Penumbuhan budaya perencanaan pengembangan sekolah dibagi menjadi 3 tahap : Pemulaan (inisiasi),  Pembiasaan (familirialisation), penyatuan (embedding).
Organisasi adalah menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Seorang epmimpin dalam suatu organisasi sekolah tidah hanya mengawasi hubungan kerja antara dia dan bawahannya, tetapi juga harus menguasai hubungan kerja antara sesama bawahannya dalam sebuah span of control (rentang pengawasan).
Banyak peneliti mengatakan bahwa kepemimpinan instruksional adalah didistribusikan di seluruh komunitas sekolah, dengan kepala sekolah, pengawas, guru, dan pembuat kebijakan memiliki tanggung jawab yang saling melengkapi. Lima pemain kunci dalam kepemimpinan pembelajaran adalah kebijakan, peneliti dan program pengembang, pengawas dan staff kantor pusat, kepala sekolah, dan guru.

Refleksi
         Manajemen pendidikan merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di dunia pendidikan yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (output), oleh karena itu dalam menjalankan kempemimpinan, harus berpikir tentang sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen terkait (guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat sekitar, pemerintah, anak didik, dll) harus berfungsi secara optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja kepemimpinan.
       “sistem” inilah merupakan tantangan bagi seorang pemimpin dan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran. Pengaruh pemimpin di sekolah disamping untuk pencapaian sebuah sasaran, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah menciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan (planning, organizing, leading, dan controlling).  
  •  Merencanakan pengorganisasian penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan 
  •  Memberikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan 
  • Mengontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi 
  •  Mengadakan penilaian terhadap semua program untuk mengukur keberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.
Perlu diketahui juga standar pengelolaan satuan pendidikan sudah diatur dalam PP Nomor 19 tahun 2005 dan permendiknas no. 19 tahun 2007. Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang memenuhi standar. Standar disini adalah delapan standar yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP Nomor 19 tahun 2005 dan harus tercantum dalam program kerja setiap sekolah. Untuk merancang sebuah visi dan misi harus saling berkaitan dan kepala sekolah wajib merencanakan program kerja dalam jangka pendek (satu tahun) dan jangka panjang (2 tahun).

No comments:

Post a Comment